BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 28 November 2012

PENGERTIAN MENDAKI GUNUNG

Thursday, 26 April 2012

5 Hal yang Ditakuti Pendaki Gunung





Mendaki merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan, dengan mendaki ke sebuah gunung kita bisa merasakan udara segar dan untuk berlibur setelah lelah bekerja. Acara mendaki sudah menjadi hal biasa untuk seorang pendaki, seorang pendaki yang berpengalaman pasti sudah tahu arah atau jalan rute pendakian, perlengkapan dan lain-lain. Mendaki biasanya dilakukan oleh suatu kelompok dan mendaki secara bersama-sama bahkan ada juga yang mendaki dengan seorang diri.

Namun buat para pendaki gunung, apa yang mereka takutkan ketika sedang mendaki sebuah gunung? Mungkin tidak ada yang mereka takutkan kecuali takut tersesat ketika sedang melakukan pendakian. Ternyata pendaki tidak hanya takut tersesat saja, masih ada lagi ketakutan-ketakutan yang paling sering dialami oleh para pendaki. Mau tahu hal-hal yang ditakuti oleh pendaki gunung? Berikut 5 Hal yang Ditakuti Pendaki Gunung silahkan disimak:

5. Diterkam Binatang Buas
Tanpa diketahui oleh orang-orang bahwa para pendaki takut diterkam binatang buas. Para pendaki yang akan melakukan pendakian gunung selalu dihantui oleh perasaan takut akan nantinya saat mendaki mereka tiba-tiba diterkam binatang buas. Memang benar, di gunung yang disertai dengan hutan yang lebat bisa jadi sarang binatang buas, sehingga anda terutama pendaki yang ingin melakukan pendakian harus hati-hati bila saat anda sedang mendaki gunung tiba-tiba anda diserang oleh binatang buas. Kewaspadaan dan ketelitian menjadi hal yang wajib ketika melakukan pendakian.

Tips:
-Melakukan pendakian disarankan dilakukan bersama-sama jangan seorang diri, karena mengantisipasi bila anda tiba-tiba diserang oleh binatang buas. Sehingga bila anda tiba-tiba diserang oleh binatang buas saat mendaki, teman-teman anda bisa menolong anda. Bayangkan bila anda mendaki seorang diri dan anda diserang oleh binatang buas, apa ada yang mau menolong anda.
-Disarankan melakukan pendakian pada saat pagi hari jangan malam hari.
-Sebelum melakukan pendakian bersama-sama, bacalah doa sehingga nanti saat pendakian menjadi lancar dan tidak ada kejadian yang tidak inginkan.

4. Takut Pesediaan Makanan Habis
Mungkin ini jarang dipikirkan oleh pendaki, namun ini kenyataannya yang sering ditakuti oleh para pendaki. Pendaki takut bila persediaan makanan yang mereka bawa akan habis, mau makan apa bila persediaan makanan habis? Mau makan daun. Mendaki sebuah gunung yang tinggi pasti memiliki sebuah persediaan yang cukup, pendaki biasanya pada saat mendaki dan menunjukkan hari akan gelap juga belum sampai di pos pemberhentian, para pendaki akan mendirikan tenda di tengah-tengah rute. Membawa persediaan makanan yang cukup bisa membuat pendaki tenang untuk mendaki.

Tips:
-Sebelum mendaki, bawalah makanan yang banyak berupa nasi dan makanan ringan.
-Pada saat dalam pendakian, anda harus makan, makanlah seperlunya jangan dihabiskan semua. Jaga-jaga bila anda mau makan lagi.
-Disarankan sebelum melakukan pendakian, berdoa supaya selamat. 

3. Takut Ada Hantu
Aduh, aneh dan tidak masuk akal, apakah ada hantu di sebuah gunung yang diselimuti oleh hutan-hutan yang lebat? Mungkin ada dan juga mungkin tidak ada. Tapi ini memang kenyataan yang sering pendaki takutkan, walaupun tidak semua para pendaki takut akan hantu. Mungkin penunggu gunung tersebut kali!!! Serem...

Tips:
-Lakukan pendakian secara bersama-sama.
-Lakukan pendakian pada pagi hari jangan malam hari.
-Sebelum melakukan pendakian, disarankan untuk bedoa terlebih dahulu supaya selamat.

2. Takut Ditinggal Oleh Teman Saat Mendaki
Ini merupakan salah satu hal yang para pendaki takutkan, yap benar, takut ditinggal teman saat mendaki. Mungkin kalian tidak mau bukan bila kamu ditinggal oleh teman-teman kamu saat mendaki apalagi kalau kamu tidak tahu rute pendakiaanya, aduh gawat. Memang benar, bila kamu sedang melakukan pendakian dengan teman-temanmu secara bersama-sama pasti takut kalau kamu ditinggal oleh teman-teman kamu saat mendaki bukan? Bila kamu sedang mendaki gunung bersama teman-teman kamu secara bersama-sama, dan kamu tiba-tiba ditinggal oleh teman-teman kamu lebih gawat lagi jika kamu tidak tahu arah rute pendakiannya. Wah, sudah mati sajalah di dalam hutan atau menunggu bantuan datang (Itu juga kalau berhasil menemukan kamu, kalau tidak bisa menemukan kamu dan pencarian dihentikan).


Tips:
-Sebelum melakukan pendakian, mintalah peta rute pendakian kepada petugas pos pendakian.
-Lakukan pendakian secara bersama-sama dan selalu dekat dengan teman-teman saat mendaki.
-Bacalah doa sebelum melakukan pendakian bersama-sama.

1. Takut Tersesat
Ini dia hal yang paling, paling, paling sering ditakuti oleh para pendaki, ya benar sekali, takut tersesat. Seorang pendaki sangat takut tersesat saat mendaki, entah secara bersama-sama ataupun dengan sendirian. Seorang pendaki harus memiliki sebuah peta rute pendakian sehingga si pendaki tersebut tidak akan tersesat. Coba bila anda sedang melakukan pendakian dan anda tiba-tiba tidak tahu rute arah pendakian dan akhirnya anda tersesat, mungkin hal tersebut tidak ingin dialami oleh setiap pendaki.

Tips:
-Sebelum melakukan pendakian, mintalah peta rute pendakian kepada petugas pos pendakian.
-Memiliki sebuah peta rute pendakian bisa membantu anda pada saat mendaki.
-Bacalah doa sebelum melakukan pendakian.

Rabu, 21 November 2012

Sejarah Singkat Pecinta Alam Indonesia

Sering kita mendengar dan menemui sekelompok manusia yang suka berpetualang di alam terbuka dengan membawa nama Pecinta Alam. Dan uniknya, nama tersebut, yakni pecinta alam hanya ditemui di Indonesia. Bukan dari segi bahasa, namun dari segi arti dan makna kalimat. Di Luar negeri sendiri mungkin lebih dikenal dengan nama Aktifis Lingkungan.



Konsep Pecinta Alam dicetuskan oleh Soe Hok Gie pada tahun 1964. Gie sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru. Gerakan "Pecinta Alam" awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme - patriotik. Perlawanan ini dilakukan dengan mengambil cara berpetualang dengan alasannya yakni :

"Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia - manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi ( kemunafikan ) dan slogan - slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung." ( Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran )

Era pecinta alam sesudah meninggalnya Soe Hok Gie ditandai dengan adanya ekspedisi besar - besaran, dan era berikutnya ditandai dengan Era 1969 - 1974, merupakan era antara masa kematian Gie dan masa muncul munculnya Kode Etik Pecinta Alam .

Era ini menandai munculnya tatanan baru dalam dunia kepecinta - alaman, dengan diisahkannya Kode Etik Pecinta Alam ( KEPAI ) di Gladian IV Ujungpandang, 24 Januari 1974. Ketika itu di barat juga sudah mengenal suatu 'Etika Lingkungan Hidup Universal' yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepecintaalaman Indonesia dan perhatian pada lingkungan hidup di negara - negara industri. Lima tahun setelah kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikan Pecinta Alam sebagai aktivitas yang teo - filosofis, beretika, cerdas, manusiawi / humanis, pro - ekologis, patriotisme dan anti - rasial.

Dalam Etika 'Etika Lingkungan Hidup Universal' Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam kegiatan petualangan yaitu :

Take nothing but picture, Leave nothing but footprint, Kill noting but time.

Dalam Kode Etik Pecinta Alam Indonesia, disebutkan :

- Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

- Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

PRINSIP DASAR PETUALANGAN DAN PECINTA ALAM

1. Dalam pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai rasa tanggung jawab kepada alam. Selain didukung dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai, juga dalam petualangan mutlak diperlukan kemampuan yang mencukupi. Kemampuan itu adalah kemampuan teknis yang yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan. Sebagai contoh, pendaki harus memahami ritme berjalan saat melakukan pendakian, menjaga keseimbangan pada medan yang curam dan terjal sambil membawa beban yang berat serta memahami kelebihan dan kekurangan dari perlengkapan dan peralatan yang dibawa serta paham cara penggunaannya.

2. Kemampuan kebugaran yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. Berikutnya, kemampuan kemanusiawian. Ini menyangkut pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi / kemauan, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.

3. Seorang pendaki seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukan pendakian, apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim.

4. Tak kalah penting adalah kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan terhadap iklim dan medan kegiatan harus dimiliki seorang pendaki. Ia harus memahami pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap kondisi lingkungan yang ia datangi.

Keempat aspek kemampuan tersebut harus dimiliki seorang pendaki sebelum ia melakukan pendakian. Sebab yang akan dihadapi adalah tidak hanya sebuah pengalaman yang menantang dengan keindahan alam yang dilihatnya dari dekat, tetapi juga sebuah resiko yang amat tinggi, sebuah bahaya yang dapat mengancam keselamatannya.

Artikel Tentang Pecinta Alam

Pencinta Alam - seringkali diidentifikasikan sebagai kegiatan yg berhubungan dgn alam. Medaki gunung, menyusuri gua, mengagumi keajaiban dasar samudera, merambah belantara nan sunyi dan sederet kegiatan ‘alam’ lainnya.


Tentang pencinta sendiri di negeri kita, seringkali kegiatan yg dilakukan hanya sebatas sloganisasi belaka, sebatas mereka menikmati alam untuk diri sendiri, sebatas mencari kepuasan untuk kepentingan pribadi. Pencinta Alam, mereka yg menamakan diri sebagai Pencinta Alam sering kali melakukan banyak aktivitas yg justru mengganggu keseimbangan alam. Menjelajah gunung dan membuat jejak-jejak disana, mencoret batu-batu di puncak, membuang sampah non organik ke sembarang tempat, membuat api unggun yg seringkali lupa dimatikan, memetik Edelweiss hingga beratus-ratus tangkai

Untuk Sebuah organisasi Pencinta Alam (yg biasanya ngetren di kalangan mahasiswa) seharusnya tidak sekadar sebuah tempat bernaung bagi mereka yg senang bertualang saja atau menghabiskan anggaran dana di kampus. Ironis membaygkan mereka melakukan pendakian besar-besaran yg menelan biaya tinggi sampai ke luar negeri, sementara, di negeri sendiri, negeri yg (seharusnya) elok dan kaya akan hutan tropis perlahan mulai kehilangan identitasnya. Pencurian kayu, pembabatan hutan secara liar luput dari penyelamatan sang ‘pencinta alam’ Pencinta Alam.

Dalam konteks bahasa adalah seseorang yg sangat mencintai alam. Mencintai berarti melakukan banyak hal untuk sesuatu/seseorang yg dicintai. Mencoba membahagiakan sesuatu/seseorang yg kita cintai dgn tulus. Melakukan banyak hal agar sesuatu/seseorang yg dicintai merasa nyaman. Mencintai itu tanpa sederet syarat apapun, Mencintai itu sesuatu yg tulus, tanpa pamrih. Mencintai Alam, sama halya dgn melakukan banyak hal untuk alam, tanpa syarat-syarat khusus, tanpa dibarengi rasa keegoisan untuk memiliki alam secara individual, tanpa mengabaikan apa yg sebetulnya dibutuhkan oleh alam. Semua harus dilakukan tanpa pamrih, pamrih untuk dimunculkan di media massa, tanpa pamrih di puji banyak pihak, tanpa pamrih untuk mendapat dukungan dana berlebih yg pada akhirnya digunakan entah kemana. Mencintai alam, mencintai wujud ciptan-Nya, mengasihi setiap apa yg ada di dalamnya. Memulai dari hal kecil di sekitar kita. Meski kecil, andai setiap orang melakukannya pasti hasilnya menjadi lebih berarti.



Sumber:wikimu.com